Bali-- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menghadiri Dialog Kebangsaan Proklamasi dan Perubahan bersama tokoh lintas agama yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS DPR RI, bertempat di Bali, Selasa (23/8/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Syaikhu mengutip ajaran dari Budaya Bali Tri Hita Karana dan Menyama Braya yang mengajarkan untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kita perlu belajar mencermati beberapa aspek budaya Bali yang mampu merawat persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu ajaran Tri Hita Karana dan Menyama Braya," kata Syaikhu.
Syaikhu menuturkan ajaran Tri Hita Karana yang mengajarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia selaras dengan ajaran Islam yang menebarkan nilai-nilai Rahmatan lil alamin.
"Tri Hita Karana merupakan tiga jalan kebahagiaan yang menjadi sebuah filosofi dan menekankan pada tiga aspek hubungan manusia dalam kehidupan di dunia. Tiga aspek ini melingkupi hubungan manusia dengan Tuhan sebagai sumber kehidupan, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam," tutur Syaikhu.
"Ini sejalan dengan ajaran agama Islam, misalnya, tentang akhlaq manusia kepada Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan," imbuhnya.
Sementara terkait filosofi Menyama Braya, Syaikhu menerangkan perlunya menjaga hubungan baik antar sesama ditengah perbedaan yang ada.
"Tradisi Menyama Braya melihat bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang seharusnya menjaga hubungan baik antar sesama umat beragama dan tidak menjadikan perbedaan sebagai penghalang untuk tetap menciptakan masyarakat yang rukun, harmonis, dan saling menghormati," terang Syaikhu.
Dengan memegang filosofi Tri Hita Karana dan Menyama Braya, Syaikhu mengatakan masyarakat Bali tidak anti dengan perubahan sebab perubahan adalah sebuah keniscayaan, dengan adanya semangat perubahan, lanjut Syaikhu, Indonesia akan menuju cita-cita para pendiri bangsa.
"Dengan filosofi tersebut, masyarakat Bali tidak alergi atau menghindar dari proses perubahan. Setiap hari manusia akan mengalami perubahan seperti air yang mengalir di sungai jernih atau oksigen yang beredar di udara bersih, tidak mungkin berhenti. Sebab, jika berhenti, maka berarti tanda akhir kehidupan," kata dia.
"Namun, proses perubahan itu menuju suatu cita-cita yang disepakati bersama, yaitu Indonesia yang lebih aman (terlindungi seluruh warga negara), maju (sejahtera warganya), cerdas (masyarakatnya) dan berpartisipasi dalam perdamaian serta ketertiban dunia," sambungnya.
Lebih jauh, Syaikhu menegaskan PKS yang menjunjung ajaran Islam Rahmatan lil alamin akan selalu berkolaborasi dan merangkul semua elemen anak bangsa dengan membawa nilai-nilai kedamaian dan harmoni kebangsaan.
"Semangat persatuan dalam kebhinekaan sejatinya sejalan dengan visi dan misi PKS. Kami adalah Partai Islam yang rahmatan Lil'alamiin. Artinya sebuah partai yang tidak eksklusif tapi justru inklusif," ucap Syaikhu.
"Islam yang rahmatan Lil 'alamiin adalah membawa nilai-nilai kedamaian, keharmonisan dan kebangsaan. Merangkul semua elemen bangsa untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita Para Pendiri Bangsa," tutup Syaikhu.
Posting Komentar